Wednesday, October 7, 2015

Tips Hasilkan Banyak Uang dengan Waktu Kerja yang sedikit

bisnisMasa-kini.com |  Terkadang waktu kita habis hanya untuk bekerja,  Jika itu terjadi , mungkin sekarang saatnya untuk Anda untuk mengubah pola kerja yang selama ini dilakukan.
Anda mungkin berpikir agar dapat mendapatkan uang dengan lebih banyak, Anda harus rela untuk bekerja lebih keras dengan waktu yang lebih lama. Padahal tidak demikian. Banyak pengusaha sukses di dunia yang mampu untuk mendapatkan uang lebih banyak hanya dengan bekerja beberapa hari dalam sebulan.
Lalu bagaimana caranya agar Anda dapat mendapatkan uang lebih banyak dengan bekerja lebih santai? Berikut 4 tips yang dapat Anda pakai seperti yang dikutip darientrepreneur.com Selasa (28/7/2015):
1. Bertindak layaknya telah memenuhi tujuan yang dicapai
Sebelum memulai untuk membayangkan bagaimana rasanya apabila Anda sudah menapaki tangga kesuksesan, cobalah untuk menentukan prioritas dan tujuan apa yang ingin Anda capai dalam hidup. Seperti berapa banyak uang yang ingin Anda miliki, ataupun aktivitas apa yang ingin Anda lakukan dalam karir.
Setelah itu, Anda dapat memulai untuk bertindak selayaknya Anda telah sukses. Satu hal yang mungkin dapat Anda lakukan adalah menyewa asisten. Anda mungkin berpikir bahwa dengan menyewa asisten maka hal tersebut akan sangat menguras kantong anda. Padahal tidak sama sekali.
Banyak asisten virtual yang dapat Anda sewa dengan upah US$ 3 per jam. Dengan memiliki asisten, Anda juga akan mampu untuk mengoptimalkan waktu yang dimiliki.
2. Fokus terhadap hal yang dapat mendatangkan keuntungan dan dampak yang besar
Setiap orang memiliki 24 jam dalam sehari. Namun terkadang beberapa orang bahkan mampu untuk mendapatkan uang yang lebih banyak dengan bekerja waktu yang sama dengan orang pada umumnya. Bingung mengapa orang- orang itu mampu melakukan hal tersebut?
Jawabannya adalah karena mampu mengidentifikasi beberapa hal yang mampu mendatangkan dampak serta keuntungan yang lebih besar. Anda tidak perlu untuk selalu mengerjakan semua hal. Cobalah fokus pada hal-hal tertentu yang mampu mendatangkan keuntungan dan dampak yang besar pada karir Anda.
3. Kelilingi diri Anda dengan mentor yang hebat
Jim Rohn, seorang pengusaha terkenal pernah berkata bahwa diri Anda merupakan cerminan darri 5 orang yang Anda sering habiskan waktu bersama. Lalu siapakah 5 orang terdekat yang sering bersama Anda? Apakah mereka dapat membantu Anda untuk mencapai apa yang Anda inginkan?
Jika Anda ingin membuat karir Anda sukses dan dapat memiliki waktu luang lebih banyak, Anda harus mengelilingi diri Anda dengan mentor yang dapat memandu Anda selama perjalanan.
Mentor-mentor ini nantinya akan dapat memberikan Anda saran dan bimbingan sesuai dengan pengalaman mereka masing-masing. Hal ini akan mampu mempercepat perkembangan Anda nantinya.
4. Berlatih memperbaiki diri setiap hari
Otak Anda adalah aset terbesar yang dimiliki selama Anda mampu memanfaatkannya dengan maksimal. Beberapa pengusaha sukses memiliki ritual agar dapat membuat diri mereka lebih baik setiap harinya.
Cobalah untuk menyisihkan 30 menit di awal dan di akhir hari untuk membaca sesuatu yang positif yang dapat memperluas pengetahuan dan mempertajam keahlian yang dimiliki. Karir Anda akan mampu tumbuh dengan baik namun hal tersebut harus dimulai dari perubahan positif dalam diri Anda.
(yenny|masakini)

Tuesday, October 6, 2015

1) Bill Gates
William Henry Gates III alias Bill Gates (penemu microsof) adalah orang terkaya dunia selama 13 tahun berturut-turut sejak 1995 sampai 2007. Dia adalah ketua umum perusahaan perangkat lunak Amerika Serikat, Microsoft Corp. Pada dasarnya, si Bill Gates ini memang anak yang cerdas. Gates belajar di Lakeside School, sekolah elit yang paling unggul di Seattle, dan meneruskan berkuliah di Universitas Harvard.
Lalu kenapa orang meledek dia bodoh? Karena Bill Gates gagal menyelesaikan kuliahnya di Harvard dan harus di DO alias Drop-Outatau di keluarkan. Itu karena kebanyakan orang berkuliah bukan untuk mendapat ilmu, tapi untuk dapat titel. Bill Gates, harus mengorbankan kuliah dan kesempatannya mendapatkan gelar untuk fokus kepada penulisan Microsoft BASIC, bahasa komputer terjemahan yang utama untuk sistem operasi komputer MS-DOS, yang akhirnya menjadi kunci pada kesuksesan Microsoft. Sekarang, jumlah kekayaan Bill Gates diperkirakan sebesar Rp 549 trilliun , yang belum juga bisa dibandingkan dengan pendapatan 20 orang pejabat korup terhormat dengan titel-titelnya yang sepanjang 10 senti.. Makan tuh titel.


Kisah sukses chairul tanjung si anak singkong
 
 





Chairul Tanjung dikenal sebagai pengusaha yang agresif, ekspansi usahanya merambah segala bidang, mulai perbankan dengan bendera Bank Mega Group, pertelivisian Trans TV dan Trans 7, hotel dengan bendera The Trans, di bidang supermarket, CT (panggilan akrab Chairul Tanjung) mengakuisisi Carrefour, pesawat terbang, hingga bisnis hiburan TRANS STUDIO, dan bisnis lainnya.


Riwayat kehidupan CT kecil bisa dikatakan terlahir dari keluarga cukup berada kala itu. Dia mempunyai enam saudara kandung. A.G. Tanjung, ayahnya, adalah mantan wartawan pada era Orde Lama dan pernah menerbitkan surat kabar dengan oplah kecil.

Namun, ketika terjadi pergantian era pemerintahan, usaha ayahnya itu tutup karena ayahnya mempunyai pemikiran yang berseberangan dengan penguasa politik saat itu. Keadaan tersebut memaksa kedua orang tuanya menjual rumah dan harus rela menjalani hidup seadanya. Mereka pun kemudian menyewa sebuah losmen dengan kamar-kamar yang sempit.

Kondisi ekonomi keluarganya yang sulit membuat orang tuanya tidak sanggup membayar uang kuliah Chairul yang waktu itu hanya sebesar Rp75.000. “Tahun 1981 saya diterima kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (UI). Uang masuk ini dan itu total Rp75.000. Tanpa saya ketahui, secara diam-diam ibu menggadaikan kain halusnya ke pegadaian untuk membayar uang kuliah,” katanya lirih.

Melihat pengorbanan sang ibu, ia lalu berjanji tidak ingin terus-menerus menjadi beban orang tua. Sejak saat itu, ia tidak akan meminta uang lagi kepada orang tuanya. Ia bertekad akan mencari akal bagaimana caranya bisa membiayai hidup dan kuliah.

CT pria kelahiran Jakarta, 18 Juni 1962 pada awalnya memulai bisnis kecil-kecilan. Dia bekerjasama dengan pemilik mesin fotokopi, dan meletakkannya di tempat strategis yaitu di bawah tangga kampus. Mulai dari berjualan buku kuliah stensilan, kaos, sepatu, dan aneka barang lain di kampus dan kepada teman-temannya. Dari modal usaha itu, ia berhasil membuka sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di daerah Senen Raya, Jakarta. Sayang, karena sifat sosialnya – yang sering memberi fasilitas kepada rekan kuliah, serta sering menraktir teman – usaha itu bangkrut.

Memang terbilang terjal jalan yang harus ditempuh Chairul Tanjung sebelum menjadi orang sukses seperti sekarang ini. Kepiawaiannya membangun jaringan bisnis telah memuluskan perjalanan bisnisnya. Salah satu kunci sukses dia adalah tidak tanggung-tanggung dalam melangkah.

Menurut penuturan Chairul, gedung tua Fakultas Kedokteran UI dulu belum menggunakan lift. Dari lantai satu hingga lantai empat masih menggunakan tangga. Lewat ruang kosong di bawah tangga ini, Chairul muda melihat peluang yang bisa dimanfaatkannya untuk menghasilkan uang.

“Nah, kebetulan ada ruang kosong di bawah tangga. Saya lalu berpikir untuk bisa memanfaatkannya sebagai tempat fotokopi. Tapi, masalahnya, saya tidak mempunyai mesin fotokopi. Uang untuk membeli mesin fotokopi pun tidak ada,” tuturnya.

Dia pun lantas mencari akal dengan mengundang penyandang dana untuk menyediakan mesin fotokopi dan membayar sewa tempat. Waktu itu ia hanya mendapat upah dari usaha foto kopi sebesar Rp2,5 per lembar. “Sedikit ya. Tapi, karena itu daerah kampus, dalam hal ini mahasiswa banyak yang fotokopi, maka jadilah keuntungan saya lumayan besar,” katanya sambil melempar senyum.

Tidak hanya sampai di situ, ia pun terus berusaha mengasah kemampuannya dalam berbisnis. Usaha lain, seperti usaha stiker, pembuatan kaos, buku kuliah stensilan, hingga penjualan buku bekas dicobanya. Usai menyelesaikan kuliah, Chairul memberanikan diri menyewa kios di daerah Senen, Jakarta Pusat, dengan harga sewa Rp1 juta per tahun.

Kios kecil itu dimanfaatkannya untuk membuka CV yang bergerak di bidang penjualan alat-alat kedokteran gigi. Sayang, usaha tersebut tidak berlangsung lama karena kios tempat usahanya lebih sering dijadikan tempat berkumpul teman-temannya sesama aktivis. “Yang nongkrong lebih banyak ketimbang yang beli,” kata mahasiswa teladan tingkat nasional 1984-1985 ini.

Selang berapa tahun, ia mencoba bangkit dan melangkah lagi dengan menggandeng dua temannya mendirikan PT Pariarti Shindutama yang memproduksi sepatu.

Ia mendapatkan kredit ringan dari Bank Exim sebesar Rp150 juta. Kepiawaiannya membangun jaringan bisnis membuat sepatu produksinya mendapat pesanan sebanyak 160.000 pasang dari pengusaha Italia.

Bisnisnya terus berkembang. Ia mulai mencoba merambah ke industri genting, sandal, dan properti. Namun, di tengah usahanya yang sedang merambat naik, tiba-tiba dia terbentur perbedaan visi dengan kedua rekannya. Ia pun memutuskan memilih mundur dan menjalankan sendiri usahanya.

Memang tidak jaminan, seseorang yang berkarier sesuai dengan latar belakang pendidikannya akan sukses. Kenyataannya tidak sedikit yang berhasil justru setelah mereka keluar dari jalur.

“Modal dalam usaha memang penting, tapi mendapatkan mitra kerja yang andal adalah segalanya. Membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas dalam menjalankan bisnis,” ujar Chairul Tanjung yang lebih memilih menjadi seorang pengusaha ketimbang seorang dokter gigi biasa.

Dan pilihannya untuk menjadi pengusaha menempatkan CT sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan mencapai 450 juta dolar AS. Sebuah prestasi yang mungkin tak pernah dibayangkannya saat memulai usaha kecil-kecilan, demi mendapat biaya kuliah, ketika masih kuliah di UI dulu.

Hal itulah yang barangkali membuat Chairul Tanjung selalu tampil apa adanya, tanpa kesan ingin memamerkan kesuksesannya. Selain itu, rupanya ia pun tak lupa pada masa lalunya. Karenanya, ia pun kini getol menjalankan berbagai kegiatan sosial. Mulai dari PMI, Komite Kemanusiaan Indonesia, anggota Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia dan sebagainya. “Kini waktu saya lebih dari 50% saya curahkan untuk kegiatan sosial kemasyarakatan,” ungkapnya.

Kini Grup Para mempunyai kerajaan bisnis yang mengandalkan pada tiga bisnis inti. Pertama jasa keuangan seperti Bank Mega, Asuransi Umum Mega, Aanya yaitu bisnis televisi, TransTV. Pada bisnis pertelevisian ini, ia juga dikenal berhasil mengakuisisi televisi yang nyaris bangkrut TV7, dan kini berhasil mengubahnya jadi Trans7 yang juga cukup sukses.

Langkah ekspansi selanjutnya adalah mendirikan perusahaan patungan dengan mantan wapres Jusuf Kalla membentuk taman wisata terbesar “TRANS STUDIO” di Makassar, untuk menyaingi keberadaan Universal Studio yang ada di Singapura. Taman hiburan dalam ruangan terbesar di Indonesia inipun sekarang telah merambah kota Bandung, dan sebentar lagi kota-kota besar di Indonesia lainnya.

Chairul merupakan salah satu dari tujuh orang kaya dunia asal Indonesia. Dia juga satu-satunya pengusaha pribumi yang masuk jajaran orang tajir sedunia. Enam wakil Indonesia lainnya adalah Michael Hartono, Budi Hartono, Martua Sitorus, Peter Sondakh, Sukanto Tanoto dan Low Tuck Kwong.

Berkat kesuksesannya itu Majalah Warta Ekonomi menganugerahi Pria Berdarah Minang/Padang sebagai salah seorang tokoh bisnis paling berpengaruh di tahun 2005 dan Dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di dunia tahun 2010 versi majalah Forbes dengan total kekayaan $1 Miliar atau sekitar 9 Triliun Rupiah.

Sumber : http://infoumumkita.blogspot.com/2012/11/kisah-sukses-chairul-tanjung-si-anak.html#ixzz2KU6XJYes

Saturday, October 3, 2015

JADI ORANG MISKIN ITU NGGAK ENAK, KAWAN



JADI ORANG MISKIN ITU NGGAK ENAK, KAWAN.....
Percayalah...
Saya sudah merasakannya...jadi jangan mau jadi orang miskin

Akan aku ceritakan kisah nyata... benar benar terjadi, kisah sepenggal perjalanan hidupku...

Aku lahir dari keluarga yang menurutku cukup, tidak kekurangan dan tidak pula berlebihan. Bapak adalah seorang pegawai negeri, seorang guru, juga seorang petani. Sawah bapak cukup banyak dan luas, jadi dapat penghasilan dari bertani juga, baik yang digarap sendiri maupun yang digarap oleh orang lain dalam bentuk bagi hasil. Juga bapak peternak ayam petelur dan pedaging yang hasilnya cukup lumayan karena jumlah ayam bapak bisa sampai 200-300 ekor setiap musim.

Bapak mendidik aku dengan disipllin, aku harus punya segala kemampuan berternak, bertani, sekaligus sekolah harus baik... pokoknya makin terampil di banyak bidang makin baik kata bapak. Waktu SD, pagi jam 5 atau setengah enam setelah bangun tidur dan sholat subuh, sudah ada sederet urutan pekerjaan mulai mengumpulkan tempat minum ayam yang jumlahnya bisa sampai ratusan biji, mencuci, mengembalikan ke tempat semula, mengoplos vitamin di minuman ayam, terakhir menuangkan ke dalam ratusan wadah wadah tadi. Selesai jam 6.30 mandi, lalu berangkat sekolah jalan kaki. Begitu seterusnya setiap dua hari sekali karena bergantian tugas dengak kakak laki laki saya mas Iqbal.

Sepulang sekolah urutan pekerjaan lain sudah menunggu, membeli bahan makan ayam 3 hari sekali dengan sepeda ontel ke kampung sebelah yang jaraknya sekita 2 kilo meter dengan berat yang seringkali melebihi berat badanku sendiri, kemudian mengoplos dengan bahan lain untuk 3 hari kedepan.

Dengan punya 3 sumber penghasilan tadi, keluarga kami tidak pernah kekurangan, rumah cukup besar, sepeda motor, bahkan saya masih ingat kami dulu adalah keluarga yang punya pesawat televisi pertama di kampung kami.

Ketika SMA aku pakai sepeda motor untuk ke sekolah sehari hari, waktu itu masih jarang orang sekampung yang punya motor.

Ketika lulus SMA aku pengin tantangan baru, pengin melakukan hal tak lazim pada remaja seusiaku. Aku bilang ke bapak, “Pak aku pengin kuliah di jogja, tolong dibiayai pendaftarannya dan biaya spp satu semester saja, kost satu semester saja, selebih nanti biar aku cari sendiri aku pengin mandiri”. Hal ini terinspirasi dari buku-buku yang sering aku baca kalo di luar negeri remaja yang sudah berumur 18 tahun harus hidup berpisah dengan orang tua dan hidup mandiri.

Belasan tahun berikutnya aku baru tau kalo Bob Sadino juga melakukan hal yang sama, bosan menjadi orang kecukupan memilih hidup dalam kemiskinan...Istilah pak Bob MEMISKINKAN DIRI....silahkan baca bukunya yang berjudul : Mereka bilang aku gila

Singkat cerita, setelah diterima di AKAKOM Jogja, mulailah hidup sebagai anak kos dengan target semester depan sudah nggak dapat kiriman bulanan, bayar kos, makan, kuliah, buku, dan lain lain cari sendiri... terserah mau tetap hidup atau jadi kere kelaparan di pinggir jalan. Mulailah aku mencoba bisnis ini, bisnis itu, jualan mlm, jadi loper koran, jadi seles dari rumah ke rumah, jadi kuli bangunan, apa saja pokoknya harus menghasilkan uang.

Pada tahap ini tantangan yang terberat adalah melawan gengsiWaktu jadi loper koran dari rumah kerumah yang paling takut adalah ketemu temen kuliah, atau temen sekolah... takut diomongin begini “ooo kamu jauh jauh pergi dari rumah cuma jai loper koran....? atau kami sekolah tinggi tinggi cuma jadi kuli bangunan di jogja? lebih takut jadi omongan dikampung, dijogja bukan kuliah malah jualan koran ” pokoknya gengsi. Waktu jualan kue kue jajanan warung juga sama... takut ketemu orang yang kenal.

Pengalaman jadi loper koran, bangun pagi sebelum subuh sekitar jam 4 pakai sepeda ontel biar hemat, ambil dari agen , kemudian keliling dari rumah ke rumah komplek ke komplek sekitar 50 pelanggan, jam 7 sudah harus beres karena kalo kesiangan pelanggannya bisa marah. Jam 8 an mulai keliling lagi untuk pengantaran korang nasional yang datangnya lebih siang sampai jam 10 an. Begitu seterusnya setiap pagi. Yang paling menyebalkan kalo ada yang berlangganan koran Jawa Pos kenapa karena koran ini satu satunya koran yang nggak libur meskipun tanggal merah.... bahkan lebaran pun hanya libur dua hari saja... bayangkan dalam setahun hanya libur 2 hari.... sungguh menyebalkan.

Waktu berlalu berbulan bulan hingga bertahun tahun selanjutnya, segala macam usaha dicoba, jualan ini itu nggak berhasil, kerja sana sini dicoba, nggak ada satupun yang berhasil, barang barang yang dibawa dari kampung satu persatu mulai dijual buat makan dan ongkos, puncaknya sepeda motor pemberian bapak digadaikan buat makan.

Rumah kos yang ditempati terasa mahal, nggak kuat lagi bayar, jadi cari rumah kost yang lebih murah. Jadi selama 5 tahun di jogja seingatku sekitar 8 kali pindah rumah kos dari yang murah sampai paling murah. Terakhir karena yang paling murah pun nggak kebayar, terpaksa numpang di garasi bis kota punya bapaknya teman, gratis tentu saja tapi sebagai gantinya dua hari sekali harus nyapu halaman yang yang mungkin luasnya seperempat lapangan bola, menjaga mobil mobil yang disimpan disitu dan lain lain.

Garasi ini punya bos bis kota jogja namanya pak sudirman. Orangnya tinggi kurus, tegas tapi baik hati. Ia seorang tokoh Muhamadiyah di Jogja yang sangat dihormati. Garasi ini ditanami berbagai tanaman buah, pohon belimbing yang sangat tinggi, pisang, umbi dan singkong.

Di garasi gratis ini aku ketemu Syihabudin teman sma yang juga kuliah di Jogja tapi beda kampus. Kondisi kami sama sama miskin. Aku ajak sekalian tinggal disini, mumpung gratis. Ia soulmed bagiku sejak sma. Kalo pengin merokok waktu itu (sekarang aku sudah berhenti merokok) kami patungan masing masing 500 perak dapat sebatang diisep berdua.

Waktu menjelang lebaran terpikir ide bikin kue kering, berbekal oven pinjaman dari ibu dikampung, mulai bikin satu dua loyang, ternyata laku. Tapi modal terbatas, jadi nggak bisa bikin banyak.

Usaha jalan seadanya, untuk menghemat pengeluaran kami beli beras masak nasi, lauk dan sayurnya beli, itupun kalo ada uang kalo nggak ada ya makan sama daun singkong yang tumbuh di halaman garasi ini. Dalam kesulitan dan kemiskinan ini aku menemukan teknologi memasak nasi pakai seterika listrik. Jadi panci alumunium diisi beras yang sudah dicuci, ditambah air, taruh diatas seterika yang dibalik (atas bagian panasnya menghadap keatas) tunggu barang 1 jam nasi sudah matang. Nggak perlu takut gosong karena seterika punya otomatis mati.

Di garasi ini aku juga jadi jago masak sampai sekarang isteri, anak anak dan pembantu dirumah mengakui masakanku enak. Daun singkong, daun melinjo, melinjo muda, jantung pisang itu dan itu saja setiap hari... namanya juga hidup harus hemat.

Waktu berlalu dan aku tetap miskin, miskin semiskin miskinnya.... numpang dirumah orang, makan daun daunan setiap hari kayak kambing, pulang kampung bukan pilihan. Layar sudah dibentang, janji sudah diucap untuk nggak minta lagi kepada orang tua, lebih baik kelaparan atau jadi kere atau jadi gelandangan di jogja daripada pulang terhina karena menelan ludah sendiri.

Lokasi garasi tempatku numpang di kawasan kos mahasiswa STIKER jl parang tritis. Waktu itu usiaku 20 tahunan, pasti tertarik dengan urusan cinta cintaan, ada gadis yang kos di sebelah rumah sungguh menawan hati. Aku kenal dengan bapak dan kosnya, mulailah pasang mode naksir dengan nitip salam, setiap hari ke bapak kos, ibu kos atau siapa saja.... tapi sungguh malang diri ini cintaku ditolak mentah mentah karena aku miskin.... aku cuma tukang bikin roti, yang kerjanya pagi sampai siang bikin roti, sorenya keliling dari warung ke warung menjajakan dagangan. Ia anak orang berada, keluarganya datang dengan mobil cukup mewah pada waktu itu tahun 96-97. beberapa waktu kemudian ia punya pacar lelaki bermobil entah teman kuliahnya entah siapa.

Pengalaman ditolak mentah mentah ini rupanya bukan yang terakhir kali, ada pengalaman serupa beberapa waktu kemudian, alasannya sama karena aku miskin....

Miskin tetap miskin... miskin akut...Sampai puncaknya suatu ketika aku jatuh sakit, sakit yang nggak biasa, biasanya sakit demam panas makan panadol dua tiga hari sembuh. Ini sakit luar biasa, sakit di kepala menjalar ke punggung sampai pinggang, panas pegal ngilu, luar bisa sakiktnya. Mau ke dokter atau puskemas boro boro buat makan saja nggak ada ya sudah makan panadol saja sehari 3 kali. Begitu makan obat, reaksi terasa, sakitnya sedikit hilag untuk waktu dua tiga jam sudah itu kambuh lagi. Makan obat lagi, begitu berulang ulang berhari hari.

Sampai hari ke 7 sudah nggak kuat akhirnya aku menyerah terpaksa pulang kampung, minta uang ke ibu secukupnya buat berobat ke puskemas terdekat di kampung.

Di puskesmas diperiksan oleh ibu dokter cantik yang ternyata kenal dengan bapak . Selesai diperiksa, dokter cantik tadi mengatakan sesuatu yang sangat mengejutkan, sungguh nggak terduga sama sekali, ia bicara dengan lirih hampir seperti berbisik mungkin takut menyinggung perasaan “mas... anda ini sakit penyebabnya adalah KURANG GIZI.....”

Aku terdiam tak percaya... kata kata KURANG GIZI sungguh menyengat pendengaran, hati dan perasaanku... aku tau penyebab semua ini adalah MAKHLUK BERNAMA KEMISKINAN.

Aku nggak terima, aku protes sekuatnya dalam hati, aku ini manusia lebih dari normal nyatanya bisa lulus sekolah sampai SMA diterima di sekolah tinggi komputer swasta. Tapi tidak berdaya melawan satu makhluk bernama MISKIN tadi sehingga aku harus menghadapi kenyataan ditolak mentah mentah oleh gadis yang aku taksir, hidupku kurang gizi karena nggak mampu makan makanan berkualitas, hanya makan daun daunan kayak kambing, tinggal numpang dirumah orang atas dasar belas kasihan. sungguh menyakitkan hati... nggak bisa dipercaya... nggak bisa diterima....

Kawan... inilah titik terendah dalam hidupku... nasehat dari orang bijak; jika anda mengalami masalah pilihannya ada 2 yaitu terhina atau tertantang. Aku pilih tertantang, kondisi ini memberikan energi yang luar biasa, sampai hari ini aku begitu membenci kemiskinan. Aku bekerja begitu keras, aku belajar begitu keras supaya nggak miskin lagi. Aku meyakini... sungguh meyakini bahwa kemiskinan bukan perkara nasib, tapi perkara cara berpikir dan bertindak.

AKU BERSUMPAH NGGAK AKAN JADI ORANG MISKIN AKU PASTI JADI ORANG KAYA. Aku nggak rela anak isteriku nantinya mengalami kurang gizi, kurang makan dihina dina orang karena miskin. Akan aku lakukan apapun dalam arti positif untuk menjadi kaya dan sangat kaya. Aku juga akan mengajari orang lain menjadi kaya. 

Menjadi kaya adalah perintah Allah, mau bukti? Ini buktinya surah Al Mauun ayat 1-3 : 1. Tahukah kamu para pendusta agama? 2. Yaitu orang yang menghardik anak yatim (dalam terjemahan lain menghardik diterjamahkan tidak mengasihi atau tidak menyantuni) 3. Tidak memberi makan kepada orang miskin.... kalo penghasilan kita hanya 1 juta per bulan dan punya anak istri, sungguh sulit mengerjakan perintah di 2 ayat terakhir tadi tapi kalo penghasilan kita 100 juta per bulan rasanya nggak sulit untuk menyantuni dengan layak 10 anak yatim dan orang miskin dengan layak.

Saya tahu di dunia ini ada orang yang sangat kaya penghasilan per tahun bisa 300 milyar dan ia orang yang sangat dermawan, Ia memberi makan sekitar 3 juta orang miskin setiap tahun.... sayanya orang ini bukan muslim.

Nasib berjalan seiring perjalanan waktu, kini aku belajar kepada top top guru di indonesia dan di dunia untuk menjadi kaya. Aku belajar kepada Robert Kiyosaki, T Harv eker, Bob proctor, Anthony Robbins, Dolf De Roos dan masih banyak lagi. Dari Indonesia aku belajar dari guru guru pengusaha seperti Purdi E Chandra pemilik PRIMAGAMA yang sudah punya lebih 1000 cabang, belajar kepada kepada Tung desem Waringin, belajar kepada Pak Kuwat Subarja pemilik ICHI BENTO yang sudah punya lebih dari 50 cabang dan masih banyak lagi guru yang lainnya.

Syihabudin yang dulu sama sama miskin tinggal di garasi bersamaku itu kini sudah sangat kaya, salah saru orang terkaya di jogja dengan bendera PT. Gerbang Madani membangun komplek perumahan mewah di jogja dan sekitarnya. Silahkan klik di www.gerbangmadani.com , kadang aku datang ke dia, belajar ke dia. Yang sangat berkesan dari Syihabudin ini adalah seorang yang sangat dermawan.

Jadi kawan, seperti judul tulisan ini JANGAN MAU JADI ORANG MISKIN... JADILAH ORANG KAYA, JADI ORANG MISKIN ITU SUNGGUH TIDAK ENAK AKU SUDAH PERNAH MERASAKANNYA. Salam kaya dan salam merdeka.

7 Alasan yang Bikin Orang Kaya Lebih Panjang Umur

Menjadi kaya memberikan banyak manfaat bagi para konglomerat. Salah satu manfaat terbesarnya adalah mampu membeli dan memperoleh banyak hal yang tidak mampu diraih masyarakat menengah ke bawah.
Seperti dikutip dari The Richest, Selasa (17/12/2013), menurut sejumlah penelitian, orang kaya biasanya hidup lebih lama daripada orang miskin. Bahkan penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masyarakat menengah ke bawah menderita risiko penyakit berbahaya yang jauh lebih tinggi dibandingkan para konglomerat.
Lebih lengkapnya, berikut tujuh alasan yang membuat orang kaya lebih panjang umur:

1. Mampu membeli makanan sehat
Menu makan sehat merupakan bagian paling penting dalam kehidupan. Faktanya, menu makan yang sehat menuntut biaya lebih banyak. Kondisi tersebut yang membuat orang-orang kelas menengah ke bawah tak mampu mengkonsumsi makanan sehat.
Makanan sehat seperti sayur organik, buah segar, jus, dan daging segar memang memerlukan biaya yang tak sedikit. Menurut berbagai penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat (AS), tak hanya untuk membelinya, mengolahnya juga menguras biaya yang tak sedikit.
2. Mampu membeli mobil dengan tingkat keamanan tinggi
Banyak kematian disebabkan kecelakaan mobil. Untungnya, para orang kaya dapat membeli mobil dengan jaminan keamanan yang cukup tinggi.
Pernahkah Anda bertanya, mengapa Mercedes lebih mahal dari Toyota? Jawabannya sederhana, Mercedes menawarkan berbagai komponen mobil unggulan.
Menurut berbagai studi, fitur paling aman dari mobil dengan kualitas tertinggi menguras uang hingga lebih dari US$ 8.000 atau Rp 96,84 juta (*kurs: Rp 12.105 per dolar AS). Maka hanya orang-orang super kaya yang mampu membelinya. Tak heran warga biasa yang hanya bisa membeli mobil bekas dapat menerima risiko lebih tinggi untuk kecelakaan.
3. Memiliki akses untuk memperoleh pendidikan terbaik
Pengetahuan adalah kekuatan. Jelas sekali, orang kaya memiliki akses untuk pendidikan terbaik dan sumber-sumber informasi yang lebih baik daripada orang miskin.
Sebagai hasilnya, masyarakat kaya menerima informasi lebih banyak tentang berbagai aspek kehidupan baik dan menghindari berbagai hal yang berbahaya untuk kehidupannya.
4. Tidak memiliki tekanan mental dan fisik
Stress merupakan salah satu penyakit mematikan yang menyerang sebagian besar penduduk dunia. Sementara itu tekanan hidup menjadi pemicu terbesar para korban bunuh diri.
Sebaliknya, para orang kaya dapat menikmati berbagai kegiatan penghilang stress lewat uang yang dimilikinya.
5. Dapat meminta bantuan profesional
Mengingat besarnya biaya konsultasi kesehatan dan psikologi, para orang miskin dapat dengan mudahnya meninggal karena gangguan kesehatan jiwa. Sebaliknya dengan uang banyak, para konglomerat dapat terhindar dari guncangan jiwa akibat stress karena mampu membayar konsultan profesional.
6. Mampu membayar bodyguard
Kejahatan dan tindakan kriminal menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Demi terhindar dari tindakan kriminal tersebut para pejabat, selebritis dan orang kaya lainnya rela menghabiskan jutaan rupiah untuk membayar bodyguard.
Sayangnya, para orang miskin tak mampu menghadapi risiko kejahatan di tengah masyarakat. Melihat perbandingan itu, tentu saja orang kaya dapat hidup lebih lama dibandingkan orang kurang mampu.
7. Bisa memperoleh layanan kesehatan terbaik
Penyakit ringan hingga parah menyerang siapapun tanpa memandang kasta. Untungnya, para konglomerat memiliki uang untuk memperoleh layanan kesehatan terbaik. Meski terkena penyakit, orang super kaya masih bisa memperoleh bantuan dan tenaga medis terbaik untuk menyelamatkan hidupnya.
Sementara itu, masyarakat menengah ke bawah yang terkena penyakit parah hampir kehilangan kemungkinan hidupnya karena tak mampu membayar fasilitas rumah sakit atau biaya operasi. Penyakit seperti serangan jantung, stroke, kangker dan gangguan pernapasan merupakan penyakit paling mematikan yang menyerang sebagian masyarakat.
Dengan uang banyak, sebagian orang kaya dapat lolos dari maut karena mendapat perawatan dari para ahli. Sementara yang miskin bahkan harus menderita sakit dan diusir dari rumah sakit. (Sis/Ndw)